Senin, 31 Oktober 2011

Perjalanan penuh kerinduan

Haruskah geliat rindu yang kau simpan
pada getar dawai hati, bening kilau embun dan segaris cahaya pagi
membuatmu mesti berhenti pada sebuah titik yang kau namakan
tepian sebuah perjalanan panjang?
Kegetiran ini, katamu, melelahkan
dan membuatmu
kerap terkulai tanpa daya menggapai asa di lereng langit?
yang telah beku dicekam gigil kangen lalu luruh satu-satu
serupa hujan membasahi belantara tak berujung

Memori yang telah kita pahat rapi pada dinding kenangan
adalah rumah tempat kita pulang dan berteduh dari reruntuhan musim,
kisah cinta yang absurd juga wadah atas segala kegagahan kita
untuk tetap bertahan dari bentangan jarak dan waktu
Pada akhirnya, hasrat itu akan kita titipkan bersama pada bentang bianglala
lantas menikmatinya, seraya berucap lirih:
“Jejak itu akan ada disana, dalam keindahan dan kepahitan, dalam kehilangan dan keberadaan,
dalam rindu yang menjelma
menjadi remah-remah berpendar terang yang jatuh sepanjang perjalanan”

Edhelweis

Aku hanya edelweiss di tepi jurang
jangan meraihku tanpa keyakinan
jangan mencintaiku untuk berharap banyak dariku

Aku hanya edelweiss di tepi jurang
jangan menggapaiku bila hanya menjadikan aku bebanmu...
karena berat ranselmu tanpaku-pun
telah cukup membuatmu letih di perjalananmu

Aku hanya edelweiss kering di celah kerapuhan
keabadianku adalah kelemahan terbesarku...
berdebu...walau tak layu
kusam...hingga nanti kau rasa bosan

Aku mungkin edelweiss di puncak kesendirianmu
jangan mencariku tanpa kompas jelas
karena aku selalu bersembunyi di jurang-jurang kesepianku

Raih aku dengan keyakinanmu
hingga kau mampu mencintaiku
tanpa berharap banyak dari keabadianku...

Gapai aku dengan jiwamu
hingga kau tak letih lagi diperjalananmu...

Atau biarkan aku abadi di jurang-jurang kesepianku
dan kau tetap dipuncak pencarianmu...
sendiri...
atau ...
bersama yang lain...


Kamis, 27 Oktober 2011

Keheningan

Dalam keheningan kan ku tahu semua
Betapa kesedihan yang ditancapkan
Tak selamanya kan sirna

Bagai siButa hidup dalam bayang-bayang gelap
Tongkat dalam sebrang dalam pencarian
Berlari tak dapat, jalan tak gayuh

Mungkinkah hidup kan berjalan dalam hayal
Meraba bayang-bayang semu
Mencari secuil permata dalam dekapan

Hingga raga bagai tanpa guna
Dimanakah cahaya itu
Yang buatkanku tak merasai keraguan itu

Agar jiwaku dapat merasa ada dalam ada
Terang dalam mata
Terang dalam hati

Seorang Pujangga

Aku bukan lagi seorang pujangga
Yg mampu melahirkan kata di setiap kisah
Yg mampu menciptakan makna di setiap kata
Hanya dapat merasa dengan nafas membuncah

Aku hanyalah pengkhianat
Yg mati terkalang noda
Yg hanya dapat merasa sakit
Kala kalbu terhempas angin senja

Aku hanya ingin mati
Bersama tawa iblis yg membabi buta
Sungguh sesak sampai palung hati
Tak ingin menghujat, tapi apa daya
Karena aku hanyalah
Pujangga yg telah mati
                   201011
                        1630

Sabtu, 22 Oktober 2011

Sebuah Keikhlasan

Kalau aku hanya bisa menjadi temanmu
Kalau hanya itu tempat untukku dihatimu
Kan kuterima itu dengan bangga
Kubuktikan diriku yang terbaik untuk menjalaninya

Kan kuberikan kepadamu bahuku untuk tempat mengadu
Kan kutunjukkan betapa pedulinya aku padamu
Aku kan selalu siap saat kau membutuhkanku
Aku akan selalu berada didekatmu

Kalau aku hanya bisa menjadi temanmu
Yang mendengar saat kau menangis
Kan kuterima itu dengan bangga
Kan kujalani dengan suka cita

Cintaku padamu lebih dalam
Daripada yang akan pernah kau sadari
Tanpa mengharapkan kau mencintaiku
Untuk itu mesti ku biarkan kau berlalu

Kau perlu waktu untuk menemukan tujuanmu
Kau perlu waktu untuk merenungkan pikiranmu
Tapi, saat perjalananmu berakhir
Dan jalur yang kau tempuh selesai sudah

Ingatlah aku sahabat baikmu
Yang mencintaimu sejak awal mula

Menyiksa hati

Kutau kau masih menyayanginya..

Dari sorot matamu yang bicara..
Kau berikan aku cinta..
Tapi hatimu masih bersamanya..

Tanpa henti kau puja dia..
Seolah aku ini hanyalah tong sampah..
Kau bilang itu hanyalah sebuah cerita..
Tapi tanpa kau sadar kau buat aku tersiksa..
Pernakah kau melupakannya..
Sedetikpun kuyakin kau tak bisa..
Pernakah kau menganggapku ada..
Dan memberiku kesempatan tuk mencoba..
Aku tak pernah mengemis cinta sebelumnya..
Tapi kini aku akan melakukannya..
Kuharap hatimu dapat terbuka..
Memberiku cinta meski hanya sebuah Sisa..

Jumat, 21 Oktober 2011

Puisi tuk Bidadariku

Dalam jejak pencarianku atas sebuah keegoan,,
Izinkan ku terus merangkai keanggunanmu nan indah,,
Dalam coretan tentang kasih sayangmu yg termakna,,,
Diantara pengakuanku atas ikhlasnya sebuah kasih sayang…

Ku tak mampu lari dari bayang kisah kita,,,
Walau jiwa ini terhanyut dlm keegoan yg memasung,,,
Berlari jauh menghindar sebuah kenyataan…
Larut dalam imajinasiku yg membelenggu,,,


Namun,, Disitulah bukti kasih sayang,,,
Dirimu bak bidadari dgn penuh sabar,,
Dengan penuh kasih yang berpijar,,
Terus membelaiku dg lembut Kehangatan…


Sungguh tak berdaya jiwa ini,
Diantara pasungan ego dijiwa ini,,
Berkelana tnpa arah, dan tanpa hati,,
Dengan segala gundah yg tak pernah tuntas,,


Hati ini terasa luluh lantah,,,
Saat bidadariku melantunkan kidung asmara,,
Menuntunku tuk kembali dalam pelukannya,,
Jejakku selalu kau taburi kasih yg merona…

Entahlah

Kemunafikan membuangku dalam sepi
perlahan semua hilang
meninggalkan nyeri
Hidupku seakan menjadi bas
ipenuh dengan kepalsuan
Yg sebenarnya kuingin

Tapi aku muak pada saat yg sama
Muak karena terlalu banyakk menginginkan
Aku terjatuh,
dan kuasa untuk bangkit

Aku tak tau lagi
apa yg mesti aku jalani??i
.Haruskah aku mengisap ganja?
?untuk melepaskan semua rasaku...

Sabtu, 15 Oktober 2011

Gelap hidup ini

Malam ini menceritakan penatnya hidupku
Gelap telah mewarnai isi hatiku
Hitam yang sedikit tersebar di relung jiwa
Terkobarkan bendera kematian bagi kebahagiaan……..

Apakah kata ini memenangkannya
Yang mengalahkan kacau balaunya hidup ini
Ataukah aku hanya seperti duri
Yang memberikan luka bagi diriku sendiri

Mata ini merah karena menangis
Memberikan air mata disetiap cerita ini
Yang tampak hanyalah kesedihan di hari ini
Apakah aku bisa memberi pelangi untukku sendiri…….

Awan tak memberi jawab untukku
Walaupun aku ingin ada pelangi di hatiku
Seperti apakah aku saat ini
Apakah aku pantas seperti debu yang tak berwujud……..

Maafkan kebodohanku

Tak ada sikap yang kau tunjukkan padaku..
Sudah kubuang kekerasan hati ini,
Untuk menyapa dan menuliskan sebait kata-kata..
Sungguh aku ingin kau membalasnya..

Pahit rasanya melihat ketika dia menatapku..
Aroma kebencianmu itu serasa menusukku..
Maafkan atas semua kesalahanku padamu..
Semua itu tak pernah aku rencanakan..

Aku bukanlah pria,
yang berani menerjang samudera cinta yang luas..
aku hanya sebuah ironi yang bisu..
Yang berusaha masuk dalam elegi hatimu..
Semuanya sudah berakhir layaknya sajak romantis..

Hatiku sudah berkali kali berkata..
Gadis berjilbab itu bukan untukmu..
Gadis berjilbab itu bukan jodohmu..
Berkacalah dirimu sebelum penyesalan itu datang..

Namun hati ini tetap saja menentang hingga pada suatu penyesalan..
Penyesalan yang membuat aku menjerit..
Penyesalan yang membuat aku sakit..
Penyesalan yang membuat aku sering bergadang..

Maafkan atas segala rasa cinta ini..
Maafkan atas segala rasa kagum ini..
Maafkan atas segala semua rasa yang tertuang..
Maafkan atas kebodohanku..

Meskipun kau tertawa atas semua yang terjadi..
Aku tak akan pernah membencimu..
Doa baikku selalu menyertaimu..
Semoga aku dan kamu diberi perlindungan oleh Allah SWT..

Selasa, 11 Oktober 2011

Dimana Malaikatku??

bersanding di bawah bulan temaram

sandaran hidup ku

dipenuhi isak tangis janji dan beribu derita

tetapi tetap menjadi mentari tuk janji yang tertunda

walupun kaki ini semakin membeku melumpuhkan penyesalan

tetap q membutuh kan kau dsini

membuka semua harapan semu

menjadi hal yang tabu

untuk di perbincangkan

sangatlah tidak mudah untuk katakan”tolong jiwa ku yg tlah rapuh”

demi hentakan kaki malaikat yang turun dalam cahaya sunyi
yg entah kapan iya kan menjadi sayap q yg tlah sirna

terombang ambing oleh janji2 palsu

akan tetap mencari dimana tuhan ku…

yang telah memberikan kesucian diantara senja

memberikan kehidupan yg penuh dengan cobaan

dan kita hanyalah sebuah aktor d panggung sandiwara kehidupan

hanya membanggakan dosa2 nya

dan tak pantas d mengeti tuk satu sama lain.
karna smua itu berawal dari kejujuran
serta jeritan bahagia yang mengalun lincah

mencoba menjadi api

didalam air

sungguh hanyalah menjadi hal yg tabu yg takkan pernah terungkap

hanaya menelan dosa

dan semua itu takan berakir jika kita tak berubah

berubah untuk mengybah masa depan

ku kan buktikan bahwa

hanyalah dirimu

dan pada jiwa ini jika esok tiba,kan kubawa segenggam harapan dan ketulusan