Selasa, 31 Mei 2011

Redam

Pergi ke sudut kamar
Ada asa yng kian meredup
Di bawah lampu duduk
Satu persatu harapan itu kian meredup

Berjalan menyusuri satu dinding kamar
Kutemui angan yang hampir kugenggam
Angan…
Yang kini mulai dingin cair
Hingga jatuh menembus tanganku

Berlalu begitu saja
Semua berlalu
Dirimu yang tersisa
Takkan kubarkan meredup dalam hati
Meskipun hanya dalam hati

Untuk PAhlawan Negeriku

Untuk negeriku...
Hancur lebir tulang belulangku
Berlumur darah sekujur tubuh B
ermandi keringat penyejuk hati
Kurela demi tanah air negeriku
Sangsaka merah beraniPutih suciMelambai-lambai ditiup angin
Air mata bercucuran, menganjungkan doa untuk pahlawan negeri
Berpijak berdebu pasir
Berderai kasih hanya untuk pahlawan jagad raya

Hanya jasamu bisa kulihat Hanya jasamu bisa kukenang
Tubuhmu hancur hilang entah kemana
Demi darahmu ....Demi tulangmu ..Aku perjuangkan negeriku ini, Indonesia.

 

Sabtu, 28 Mei 2011

Kau yg diSana

Apa kabar sayangku
Kau yang nun jauh di mata
Kau yang tak pernah aku lihat lagi

Senyum mu... Tawa mu dan aroma tubuh mu
Tak kan pernah hilang di hatiku
Takkan pernah kubiarkan cinta mu tenggelam
Hanya karna jarak yang membuat kita tak bersama lagi

Ingin ku rajut kembali asrama sperti yang dulu
Disaat kita selalu mengungkapkan isi hati kita
Disaat kita berbagi suka duka

Andai saja ku bisa mengubah takdir ini
Takkan ku biarkan kau pergi jauh dari ku
Takkan ku biarkan kau menghilang dari pandanganku
Ku ingin kau kembali di sisiku....

Semoga cinta kita takkan pernah pudar
Seiring berjalannya waktu
Semoga Kau dan aku tetap menjadi satu
Walai cobaan ini terasa berat....

Biarkan cinta kita tetap menyatu
Meskipun kita tak bisa mengungkap isi hati
Biarkan Jarak menjadi penghalang mata kita...
Tetapi Hati kita takkan pernah berpisah....

Aku Hanya

Aku hanya awan
yg terselubung pekat hitam berarak sepi

Aku hanya penyu
yg menerobos lautan kala telur terkoyak

Aku hanya debu
yg gontai dalam hembusan angin

Aku hanya hujan
yg menyiram hati kering

Aku hanya burung
yg mengangkasa walau guntur menyahut

Aku hanya mentari
yg enggan diselimuti malam

Senin, 16 Mei 2011

Tentang harapan di tepi ladang

Kakiku kukuh bersimpuh di pohon rimbun
Rimbun dengan segala akar buritan
Ku sentuh sejuk embun dengan kinanti
Berganti gelap berganti secercah mentari
          
           Kini aku melihat langit dengan hati mampat
           Melihat matahari dengan dada serupa tersumbat
           Namun hanya tatapan kosong
           Sekosong lumbung di tepi ladang

Berharap keangkuhan beganti keelokan
Berharap paras elok berganti kesenduan

Kamis, 12 Mei 2011

Waktu yg berjalan pelan

Ketika kabut dan muncul kemelut
daun-daun jati jatuh dan bolong dimakan ulat
dan diluar, musimpun berangkat meninggi
ahh.. betapa sunyi situasi ini

Hari mati, sunyi dan jaga
Waktupun berdesak, pelan dan hati-hati
Siapa yg bersuara dalam kata-kata?
Tapi senantiasa senandug menggema

Barangkali hanya cermin kusam
Tampak retak dan segalanya masam
Tak dilindungi wajah lebam
Kasih sepanjang halaman hitam

Rabu, 11 Mei 2011

Aku rindu

Aku tak pernah berlari meninggalkanmu !
Melangkah menjauhi pun tak pernah terlintas
Aku masih disini…. Aku masih ada…
Namun sebait pun kini tak sempat lagi kubuat
Setiap hari kuhanya bisa berkata pada hati
Besok mungkin dapat kuluangkan waktu lagi
Tuk menulis tentang hati
Aku tak pernah berlari meninggalkanmu !
Melangkah menjauhi pun tak pernah terlintas
Aku masih disini…. Aku masih ada…
Namun sebait pun kini tak sempat lagi kubuat
Setiap hari kuhanya bisa berkata pada hati
Besok mungkin dapat kuluangkan waktu lagi
Tuk menulis tentang hati…
Dalam sebentuk puisi
Nyatanya aku tak pernah sempat
Ragaku s’lalu saja terlebih dahulu penat
Sehingga asa dan rasa tak pernah sempat
Dapatkan waktu yang tepat untuk puisi-puisi baru kubuat
Hingga sekali lagi di pagi ini
Kerinduan pada puisi kembali menjadi
Curahan hatiku dalam sebentuk puisi
Semoga esok aku bisa segera kembali

Dalam sebentuk puisi
Nyatanya aku tak pernah sempat
Ragaku s’lalu saja terlebih dahulu penat
Sehingga asa dan rasa tak pernah sempat
Dapatkan waktu yang tepat untuk puisi-puisi baru kubuat
Hingga sekali lagi di pagi ini
Kerinduan pada puisi kembali menjadi
Curahan hatiku dalam sebentuk puisi
Semoga esok aku bisa segera kembali

Cinta Putih

Ada bayang yang tak pernah pergi
Ada nama yang s’lalu mendiami
serta seutas wajah yang menerangi
Pada hati…bangkitkan semangat diri
tuk lalui hari-hari
Meski kutau bagiku takkan mungkin lagi ada dirimu
Tetap saja kubiarkan engkau mendiami seluruh taman asa
di antara kuntum bunga mawar yang pernah ada diantara kita
Merekah indah diantara ‘harap dan nyata’
Ada keyakinan yang tak terbeli
Oleh ribuan hari-hari penantian hati
Susuri hidup… walau tertatih seorang diri
dan kau tetap disana, diami sudut paling sunyi
dan suci…

Menagih janji yg belum terucap

Radar nalarku enggan menyongsong
Membelah tulang kepala
Menjamah nuansa kosong

Lagu kenangan telah usai
Melempar ruang waktu yang hilang
Menyisa sayatan di ujung hati

Darah berlari sia-sia
Birahi memanjat tak ada guna

Kemana arwahku merayap

Janji-janji tak lagi bermahkota sumpah
Perbandingan nyata menindas pujian buta
Telapak hatinya tengkurap
Berpisau nalar menatap hina
Mengumpan sekeping koin
Yang terbungkus selembar kulit basah
Membeli ikrar lusuh yang lacur
Mengganti belai jiwa
Yang terampas senyum munafikin

Nanar mata duduk menyala
Nuansa yang kutunggu tak jua pulang
Sejak pamit ke Alaska
Tak sepucuk memori pun ia titipkan
Bakal mentahan nostalgia sepah
Memeluk senyum kekhawatiran

Menepi
Berontak dari air yang mengulum dadaku
Melompat dari raga
Berteriak di padang simpati

Setelah massa menyembah berhalaku
Nuansa menusuk perutnya karena malu
.
Bulir-bulir waktu jatuh
Sesal bersujud di kaki yang menggantung
Meneduh muka
Merapat meratap
Kuayun sebilah dendam di pipi betonnya
Menagih janji yang belum terucap.