Kamis, 29 Maret 2012

Dan Bila Semua

Dengan apa akan aku gambarkan suasana yang meruang sudut – sudut sempit jiwa ? apakah harus aku sapukan kuas dari warna bias pelangi, agar sedikit terlihat indah dan tidak terkesan gambaran rasa yang jemu. Atau akan aku berikan warna yang apa adanya, biar terlihat natural dan alami walau hasilnya penuh dengan tabiat amarah. Bahkan mungkin tidak aku warnai sama sekali, biar tetap kosong berhenti pada titik terakhir pelabuhan rasa.
Istana pasir yang sempat roboh berulang kali. Dengan susah dan perih meraja ku usaha bangun dan menata ulang kembali. Dan roboh untuk ke sekian kalinya lagi. Entah mengapa ? tak sempat terfikir akal sehatku pada ahirnya engkau kemabli lagi untuk meruntuhkanya. Kepercayaan yang menjadi pondasi istana pasirku, harapan menjadi lebih baik yang menjadi dinding istana pasriku, dan impian tentang sebuah perubahan yang menjadi atap istana pasirku. Olehmu sendiri itu semua sirna tak berarti.

Apa sebenarnya arti dari sebuah komitmen atas pengakuan sebuah janji ? apa arti sesungguhnya dari janji untuk tidak mengulang salah yang sama berulang – ulang ? dan apa arti maaf yang seribu kali terucap saat berbuat seribu kesalahan ? apakah itu hanya sekedar kiasan atau metafora kata – kata saja, atau itu sebatas ungkapan teoritis belaka, bahkan apakah itu tak lebih dari karangan fiktif seperti karya sastra.
Semestinya engkau tahu mana jalan yang memang itu benar dan baik untuk engkau lalui, sebuah jalan yang tidak menyebab rasa ingin beranjak pergi. Seharusnya kejadian yang telah lalu dapat memberikan pelajaran penting dan berharga. Dan selayaknya semua kesalahan yang pernah dilakukan dapat menjadi kesadaran untuk tidak lagi mengulangnya.

Pernah aku bicara waktu itu tentang persoalan yang menyebab aku tak nyaman, siksa batin yang merayapi. Kemudian tentang jenuh yang sempat membuat aku benar – benar ingin pergi saja. Kubicarakan semua itu . Harapan agar ada jalan keluar dan solusi. Namun engkau tetap saja ….!!!! Hingga aku berusaha untuk melupa lupa tentang itu semua dan ku coba menata ulang kembali rasa yang berserakan. Dan sekarang …. Engkau berikan aku lagi…???????
Mungkin kata – kataku sudah kian tak berarti untuk kau ikuti, perasaan yang aku tata berulang kembali tak dapat engkau hargai. Imbalan rasa nyeri hati yang aku terima. Amarah dan rasa enggan yang timbul kuat menguasai.

Sekarang semuanya terserah padamu … akan aku coba untuk diam dan tak lagi mengingatkan sesuai inginmu….

Lalu jika nanti aku lebih memlih untuk diam dan berhenti pada sebuah titik akhir. Maka jangan kau pinta aku lagi untuk kembali menata pecahan – pecahan rasa yang berserakan.

Rabu, 21 Maret 2012

Hanya Sampai disinikah?

Kebohongan itu begitu itu indah saat keluar dari bibirmu,..
Penghianatan itu terlihat sangat wajar jika kamu yang melakukannya,..
Begitu mudah kau kuburkan cerita indah kita..
Begitu mudah kamu berkata….

Aku seperti kehilangan kaki untuk berdiri
Aku seperti kehilangan mata untuk melihat

Bagaimana cara aku melupakan kamu…
Harus dimana aku tempatkan diri ini jika bertemu kamu…
Yang aku tau, janji dan impian kita tak mungkin lagi bisa terwujud,..
Yang aku tau semua hal yang dulu manis, kini berubah menjadi sangat menyakitkan..

Padahal sudah kugantungkan seluruh harapanku padamu..
Padahal sudah kuserahkan segalanya untuk kamu..
Walau kadang terkesan hati ini mengiba atas cintamu..
Entahlah, mungkin memang semua ini harus berakhir sampai disini..

Mengapa aku berfikir, jalan ini terlalu pahit dan rumit untuk kulalui…
Mengapa kadang aku berfikir tak ada lagi hari yang harus aku lalui..
Apakah harus kuakhiri hidup sampai disini..
Mungkin, lebih baik aku mati…

Aku kecewa..
Aku putus asa..

Ku coba melupakanmu

Kutermenung dalam gelapnya gelap hati
Menyadari yang sepatutnya kusadari
Bahwa telah lama kuterjebak sendiri
Ke dalam harapan luas di alam mimpi
Yang tak akan pernah untuk terjadi
Kau beri ku senyum manis
Menerima semua tangan yang kutawarkan
Senyum itu memang manis
Tapi tak seperti yang kuinginkan
Aku kira kau merasa yang kurasa
Aku kira kau tahu semuanya
Aku kira semua itu nyata
Tapi aku lupa
Bahwa yang kukira bukan sebuah realita
Itu semua hanya harapan yang kupaksa
Kini hatiku terluka pedih
Ku harus menerima pahitnya yang terjadi
Dan biarkanlah kuberlari
Hingga luka ini tak terasa lagi
Sampai hati ini dapat menjauh dari harapan palsu yang kau beri
Dan sekarang
Kucoba ‘tuk melupakanmu