Sabtu, 20 Agustus 2011
Rindu buatmu
entah kenapa
hati ini merasa kehilangan
akan sesosok kepribadian
yang begitu lembut
yang menemani dalam kesendirian
yang menghangatkan dikala hati membeku
hari-hari dalam kebersamaan
mungkinkah hanya tinggal kenangan belaka
canda tawa bersamamu
kini hanya penantian
tutur sapa dengan dirimu
kini hanyalah impian semata
tak lelah hati ini menemani
tak lekang dimakan karat
demi sebuah penantian
akan datangnya kembali saat² indah bersamamu .......
jauh tatapan untuk bertemu
jauh kata untuk menyapa
walau jarak membentang menghalangi
namun hati menanti hadirnya dirimu
Jumat, 19 Agustus 2011
Sahabat
Sahabat..
dengan kata2 syair dan puisi menjadi saksi,
Di Dunia Maya kita dipertemukan,
Tanpa sebadan ikatan kekeluargaan,
Berbekalkan semangat nan satu membara dijiwa,
Tekad mencari segunung ilmu didada,
Kita tak pernah menduga,
Perkenalan sesingkat ini membuahkan rasa persahabatan,
Sahabat..
Tatkala kekosongan melanda jiwa,
Kehadiranmu tanpa dipaksa,
Memenuhi ruang hati yang kian membara,
Berkongsi segala apa yang ada,
Tanpa curiga dan parasangka.
Sahabat..
Kehadiranmu bagaikan sinaran rembulan,
Menerangi kamar hatiku nan sepi,
persahabatnku padamu ikhlas karena ilahi,
Sungguhpun tiada ikatan darah antara kita,
Namun itu bukanlah alasan untuk tidak bersama,
Malah kuanggap kau umpama keluarga,
Tatkala jatuh kita bangkit bersama,
Tanpa dipaksa.
Sahabat..
Kuucapkan terima kasih diatas persahabatan ini,
Andai dihitung selautan air,
Tak akan dapat menyamai persahabatanku padamu,
Kita tanami sebuah persahabatan,
Kita sirami dengan kasih dan persaudaraan,
Kita bagi dengan kejujuran,
Kita jauhkan marah dan kemarahan,
Kita jauhi tangisan dan perpisahan.
Sahabat..
Sudah menjadi lumrah hidup manusia didunia,
Yang datang pastikan kembali,
Begitulah diibaratkan dengan persahabatan ini,
Andai selepas ini kita tidak bersama lagi,
Memori bersama usah dilupakan,
Aku tahu dan pasti selepas perpisahan ini,
Kita pasti menangisi,
Menangisi sebuah ikatan nan suci,
Tatkala memori lama diungkap kembali,
Kerna disitulah persahabatan kita bersemadi.
Sahabat..
Selepas perpisahan ini,
Aku pasti akan merindui hilai tawamu,
Senyuman manismu,
Usikan manjamu yang penuh dengan jalinan indah,
Menjadi pengobat dikala duka,
Menjadi kekal persahabatan kita.
Sahabat..
Pernah suatu ketika kita bersengketa,
Persengketaan yang tidak dipinta,
Tanpa diundang dan dipaksa,
Namun itu bukanlah menjadi pengakhir sebuah perpisahan,
Kita bincang bersama duduk semeja,
Mencari seribu satu penyelesaian,
Yang baik jadikan tauladan,
Yang buruk dibuang jauh.
dengan kata2 syair dan puisi menjadi saksi,
Di Dunia Maya kita dipertemukan,
Tanpa sebadan ikatan kekeluargaan,
Berbekalkan semangat nan satu membara dijiwa,
Tekad mencari segunung ilmu didada,
Kita tak pernah menduga,
Perkenalan sesingkat ini membuahkan rasa persahabatan,
Sahabat..
Tatkala kekosongan melanda jiwa,
Kehadiranmu tanpa dipaksa,
Memenuhi ruang hati yang kian membara,
Berkongsi segala apa yang ada,
Tanpa curiga dan parasangka.
Sahabat..
Kehadiranmu bagaikan sinaran rembulan,
Menerangi kamar hatiku nan sepi,
persahabatnku padamu ikhlas karena ilahi,
Sungguhpun tiada ikatan darah antara kita,
Namun itu bukanlah alasan untuk tidak bersama,
Malah kuanggap kau umpama keluarga,
Tatkala jatuh kita bangkit bersama,
Tanpa dipaksa.
Sahabat..
Kuucapkan terima kasih diatas persahabatan ini,
Andai dihitung selautan air,
Tak akan dapat menyamai persahabatanku padamu,
Kita tanami sebuah persahabatan,
Kita sirami dengan kasih dan persaudaraan,
Kita bagi dengan kejujuran,
Kita jauhkan marah dan kemarahan,
Kita jauhi tangisan dan perpisahan.
Sahabat..
Sudah menjadi lumrah hidup manusia didunia,
Yang datang pastikan kembali,
Begitulah diibaratkan dengan persahabatan ini,
Andai selepas ini kita tidak bersama lagi,
Memori bersama usah dilupakan,
Aku tahu dan pasti selepas perpisahan ini,
Kita pasti menangisi,
Menangisi sebuah ikatan nan suci,
Tatkala memori lama diungkap kembali,
Kerna disitulah persahabatan kita bersemadi.
Sahabat..
Selepas perpisahan ini,
Aku pasti akan merindui hilai tawamu,
Senyuman manismu,
Usikan manjamu yang penuh dengan jalinan indah,
Menjadi pengobat dikala duka,
Menjadi kekal persahabatan kita.
Sahabat..
Pernah suatu ketika kita bersengketa,
Persengketaan yang tidak dipinta,
Tanpa diundang dan dipaksa,
Namun itu bukanlah menjadi pengakhir sebuah perpisahan,
Kita bincang bersama duduk semeja,
Mencari seribu satu penyelesaian,
Yang baik jadikan tauladan,
Yang buruk dibuang jauh.
Rabu, 17 Agustus 2011
Menahan Musim
musim dingin..
musim saat hangat menahan nafasnya..
saat angin mencari jati dirinya..
saat salju menyombongkan kesuciannya..
dan yang hidup sebelumnya seakan mati membatu..
hanya menyimpan mimpi..
musim saat hangat menahan nafasnya..
saat angin mencari jati dirinya..
saat salju menyombongkan kesuciannya..
dan yang hidup sebelumnya seakan mati membatu..
hanya menyimpan mimpi..
musim ini..
ada sesuatu yang ingin ku bagi..
kelu lidah ku dan hangat darahku..
mereka mencoba mengungkapkan..
ada waktu yang terlewati dan kenangan yg diresapi..
ada jiwa yg tertinggal dan tersimpan dengan kekal..
ada sesuatu yang ingin ku bagi..
kelu lidah ku dan hangat darahku..
mereka mencoba mengungkapkan..
ada waktu yang terlewati dan kenangan yg diresapi..
ada jiwa yg tertinggal dan tersimpan dengan kekal..
kita menanti dengan pasti..
jelmaan harapan dalam hati..
kan datang dengan berlari..
jelmaan harapan dalam hati..
kan datang dengan berlari..
walau tampak kabur..
tersiram air mata..
tersiram air mata..
Sabtu, 13 Agustus 2011
Kematian seorang Sahabat
Satu waktu seorang sahabat telah pergi untuk tidak kembali
Di dadanya ada seribu cinta bermekaran belum sempat ia berikan pada malam
Bukan karena sedikit waktu, juga bukan pula dingin basa-basi
Tapi sengaja ia simpan agar menjadi nyanyian kekal kental kelam
Senyummu abadi melayang- layang rebah di sebuah kubur tanah merah
Sepi itu sekarang milikmu, sebab kelak juga ia akan menjadi milik siapa saja
Tidak juga aku, tidak juga perempuan dengan gincu menyala merah darah
Itu. maka tenanglah kau di teduh rindang kamboja. Di hening lipatan jiwa
Cerita telah selesai dimainkan dengan baik tanpa cela dusta pura-pura
Tidurlah dengan nyenyak . Embun hati di basah hijau rumputan
Nanti terus lahir meneduhkanmu dari panas matahari. Mungkin juga bisa
Selamat tinggal Sahabat
Ribuan jalan telah kita lewati
Berbagai rintangan telah kita lalui
Penuh wewangian bunga maupun bertabur duri
Penuh suka maupun duka di hati
Berbagai rintangan telah kita lalui
Penuh wewangian bunga maupun bertabur duri
Penuh suka maupun duka di hati
Semua bukanlah sekedar kenangn
Semua bukanlah sekedar renungan
Saat kita dalam kebersamaan
Dalam suka maupun pengorbanan
Semua bukanlah sekedar renungan
Saat kita dalam kebersamaan
Dalam suka maupun pengorbanan
Namun, kita tlah tahu
Kita tak selamanya bersatu
Menempuh jalan hidup yang bertabur debu
Bertabur dedaunan yang tak pernah tersapu
Kita tak selamanya bersatu
Menempuh jalan hidup yang bertabur debu
Bertabur dedaunan yang tak pernah tersapu
Saat berpisah harus menyapa
Ku tak ingin kau teteskan air mata
Ku tak ingin kau berduka
Karena hati kita kan tetap bersama
Ku tak ingin kau teteskan air mata
Ku tak ingin kau berduka
Karena hati kita kan tetap bersama
Sahabatku tercinta!!
Inilah hidup
Kadang kita membuka
Suatu saat kita kan menutup
Inilah hidup
Kadang kita membuka
Suatu saat kita kan menutup
Sahabatku tercinta!!
Ku ingin kita kembali bersama
Di saat harta tak lagi berguna
Di saat cinta menjadi satu-satunya pembela
Di saat harta tak lagi berguna
Di saat cinta menjadi satu-satunya pembela
Bahagia Kerana Cinta
Hari ini sebelum senja menutup diri
Aku sadari betapa hidup sangat berarti
Ketika manis dirimu berkata-kata
Atas indah cinta itu bahagia
Saat sejenak kutemukan cinta
Hapus semua langit punya air mata
Dan kemudian yang telah tersadar dan bahagia
Cinta hidupkan arti hidup penuh makna
Dan saat tangan itu kugenggam
Saat merekah senyuman hangatmu di hadapanku
Saat semua cinta ada dan terasa
Atas dirimu yang beri aku dunia penuh bahagia
Aku sadari betapa hidup sangat berarti
Ketika manis dirimu berkata-kata
Atas indah cinta itu bahagia
Saat sejenak kutemukan cinta
Hapus semua langit punya air mata
Dan kemudian yang telah tersadar dan bahagia
Cinta hidupkan arti hidup penuh makna
Dan saat tangan itu kugenggam
Saat merekah senyuman hangatmu di hadapanku
Saat semua cinta ada dan terasa
Atas dirimu yang beri aku dunia penuh bahagia
Kamis, 11 Agustus 2011
Sebuah kematian
Biarkan aku terbaring dalam lelapku,
kerana jiwa ini telah dirasuki cinta,
dan biarkan daku istirahat,
kerana batin ini memiliki segala kekayaan malam dan siang.
Nyalakan lilin-lilin dan bakarlah dupa nan mewangi di sekeliling ranjang ini,
dan taburi tubuh ini dengan wangian melati serta mawar.
Minyakilah rambut ini dengan puspa dupa dan olesi kaki-kaki ini dengan wangian,
dan bacalah isyarat kematian yang telah tertulis jelas di dahi ini.
Biarku istirahat di ranjang ini,
kerana kedua bola mata ini telah teramat lelahnya;
Biar sajak-sajak bersalut perak bergetaran dan menyejukkan jiwaku;
Terbangkan dawai-dawai harpa dan singkapkan tabir lara hatiku.
Nyanyikanlah masa-masa lalu seperti engkau memandang fajar harapan dalam mataku,
kerana makna ghaibnya begitu lembut bagai ranjang kapas tempat hatiku berbaring.
Hapuslah air matamu, saudaraku,
dan tegakkanlah kepalamu seperti bunga-bunga menyemai jari-jemarinya menyambut mahkota fajar pagi.
Lihatlah Kematian berdiri bagai kolom-kolom cahaya antara ranjangku dengan jarak infiniti;
Tahanlah nafasmu dan dengarkan kibaran kepak sayap-sayapnya.
Dekatilah aku, dan ucapkanlah selamat tinggal buatku.
Ciumlah mataku dengan seulas senyummu.
Biarkan anak-anak merentang tangan-tangan mungilnya buatku dengan kelembutan jemari merah jambu mereka;
Biarkanlah Masa meletakkan tangan lembutnya di dahiku dan memberkatiku;
Biarkanlah perawan-perawan mendekati dan melihat bayangan Tuhan dalam mataku,
dan mendengar Gema Iradat-Nya berlarian dengan nafasku.
kerana jiwa ini telah dirasuki cinta,
dan biarkan daku istirahat,
kerana batin ini memiliki segala kekayaan malam dan siang.
Nyalakan lilin-lilin dan bakarlah dupa nan mewangi di sekeliling ranjang ini,
dan taburi tubuh ini dengan wangian melati serta mawar.
Minyakilah rambut ini dengan puspa dupa dan olesi kaki-kaki ini dengan wangian,
dan bacalah isyarat kematian yang telah tertulis jelas di dahi ini.
Biarku istirahat di ranjang ini,
kerana kedua bola mata ini telah teramat lelahnya;
Biar sajak-sajak bersalut perak bergetaran dan menyejukkan jiwaku;
Terbangkan dawai-dawai harpa dan singkapkan tabir lara hatiku.
Nyanyikanlah masa-masa lalu seperti engkau memandang fajar harapan dalam mataku,
kerana makna ghaibnya begitu lembut bagai ranjang kapas tempat hatiku berbaring.
Hapuslah air matamu, saudaraku,
dan tegakkanlah kepalamu seperti bunga-bunga menyemai jari-jemarinya menyambut mahkota fajar pagi.
Lihatlah Kematian berdiri bagai kolom-kolom cahaya antara ranjangku dengan jarak infiniti;
Tahanlah nafasmu dan dengarkan kibaran kepak sayap-sayapnya.
Dekatilah aku, dan ucapkanlah selamat tinggal buatku.
Ciumlah mataku dengan seulas senyummu.
Biarkan anak-anak merentang tangan-tangan mungilnya buatku dengan kelembutan jemari merah jambu mereka;
Biarkanlah Masa meletakkan tangan lembutnya di dahiku dan memberkatiku;
Biarkanlah perawan-perawan mendekati dan melihat bayangan Tuhan dalam mataku,
dan mendengar Gema Iradat-Nya berlarian dengan nafasku.
Langganan:
Postingan (Atom)